Minggu, 30 Agustus 2020

BIARKAN AIRNYA MENETES

 

BIARKAN AIRNYA MENETES[1][2]

 

(Hal-76) Islam banyak sekali meninggalkan pesan yang berisi membangun semangat dan optimis dalam jiwa. Sebaliknya, Islam juga banyak sekali menuangkan pesan yang menutup pintu pesimis dan putus asa bagi umatnya. Ayat-ayat yang menerangkan kebersamaan Allah Swt pada orang yang bersabar, ayat  yang melarang sikap sedih, ayat yang menggambarkan Allah Swt Maha Pemaaf, Maha Luas Ampunan-Nya, dan lain sebagainya benar-benar menyimpulkan bahwa kita, dilarang bersedih dan tidak boleh (Hal-77) putus asa, dalam kondisi apapun.



Saudaraku,

Ada satu hal yang terlihat sangat sederhana dalam proses kita menjalani ibadah, ternyata membawa pesan-pesan penting untuk tidak putus asa, pantang bersedih, terus semangat dan optimis menyongsong kebaikan. Salah satu pesan penting itu ada dalam tetes-tetes air wudhu kita.

Coba perhatikan lebih detail lagi, satu persatu, aktivitas wudhu yang sering kita lakukan itu. Dari Abdullah Ash-Shanaji ra, Rasulullah Saw bersabda:”Apabila seorang hamba berwuduhu, lalu berkumur, maka dikeluarkanlah (dihapuskan) kesalahan-kesalahan itu dari mulutnya. Apabila ia memasukkan air ke rongga hidung, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari hidungnya. Apabila ia membasuh wajahnya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan yang dibuat wajahnya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi keluar dari bawah tempat tumbuh rambutnya, dari kedua matanya. Apabila ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kedua tangannya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dari bawah (celah) kukunya. Apabila ia mengusap kepalanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kepalanya, sehingga kesalahan-kesalahan keluar dari kedua telinganya. Apabila ia membasuh kakinya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan tersebut dari kedua kakinya, sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi dari bawah kedua kakinya. Kemudian perjalanannya ke mesjid dan shalatnya merupakan nilai ibadah tersendiri baginya” (HR. Imam Malik, An-Nasaai, Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Saudaraku,

Maka, ketika siraman air wudhu itu menitik dan menetes dari wajah, tangan dan bagian-bagian tubuh kita, bayangkanalah itu adalah jatuhnya satu-persatu dosa-dosa yang kita lakukan. Ketika siraman air wudhu itu terbasuh di telapak tangan, lalu mulut, lalu hidung, lalu muka, lengan, rambut hingga telinga dan telapak kaki kita, bayangkanlah bahwa air yang menetes dari bagian tubuh kita itu adalah pertanda seluruh tubuh kita sedang dibersihkan untuk menyongsong lembar baru dalam hidup ini. Renungkanlah hal-hal seperti ini. Jika kita berhasil memahami (Hal-78) dan memahami sabda Rasulullah Saw ini, rasakanlah perbandingan antara perasaan kita sebelum dan sesudah berwudhu.

Ya... Bahwa kita kini baru saja memiliki kunci untuk bisa memulai perjumpaan dengan Allah Rabb semesta alam, dalam shalat.

Saudaraku,

Tahukah kita, bila ternyata pandangan Rasulullah Saw itu mendapat penjelasan yang lebih detail dalam ilmu kedokteran? Beberapa waktu lalu, melalui artikel di majalah Al Ishlah yang mengulas seminar Kemukjizatan Ilmiyah Al Quran, di Kairo, disebutkan perkataan DR. Ahmad Syauqi, salah seorang anggota ikatan dokter Inggris sekaligus konsultan penyakit jiwa. Ia mengatakan bila sampai saat ini, para ilmuwan membenarkan bahwa jatuhnya sinar terhadap air tatkala seseorang berwudhu, berpengaruh sehingga membangkitkan ion yang hilang dan menyedikitkan ion yang bisa memberikan efek lemah pada anggota tubuh. Lalu, tetesan-tetesan air yang memantulkan sinar itu, juga bisa menghilangkan tekanan darah dan rasa sakit persendian anggota tubuh, meringankan suasana kegundahan dalam jiwa.

Saudaraku, mari lanjutkan perenungan kita pada firman Allah Swt, dalam surat Al Maidah ayat 6, yang artinya: “ Wahai orang-orang beriman, apabila kalian hendakmengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke siku. Kemudian sapulah kepala kalian dan basuhlah kaki kalian sampai pada kedua mata kaki.”

Berwudhu mungkin aktifitas rutin yang sudah sangat biasa kita lakukan. Namun tanpa mengetahui sandaran nilai dan keutamaan dari Al Quran dan hadist, mungkin wudhu yang kita lakukan tanpa mengetahui sandaran nilai dan keutamaannya dari Al Quran dan hadist, mungkin wudhu yang kita lakukan menjadi tak bernilai bagi jiwa. Tapi akan sangat berbeda suasananya, bila kita mengetahui landasan nilainya dari Al Quran dan hadist, ditambah penemuan ilmiah yang luarbiasa tentangnya.

Optimisme yang ditumbuhkan melalui wudhu, akan terus tertanam hingga kita memasuki kehidupan akhirat. Rasulullah bersabda, “sungguh umatku kelak akan datang pada hari kiamat dalam keadaan (muka dan kedua tangannya) kemilau bercahaya karena bekas wudhu. Karenanya barangsiapa dari kalian yang mampu memperbanyak kemilau cahayanya (dengan memperlebar basuhan wudhunya)” (HR. Bukhari dan Muslim)

Saudaraku,

Biarkanlah air wudhu itu membasahi bagian-bagian tubuh kita. Biarkanlah tetes-tetes air wudhu jatuh keatas bumi. Berdoalah semoga kita termasuk orang-orang yang diseru oleh Allah swt karena kemilau wudhu. “Pada hari kiamat kelak umatku akan dipanggil al gurr muhajjaluun karena (cahaya) bekas wudhu mereka. Siapa yang dapat meluaskan wilayah cahayanya, haruslah memperluaskannya.” (HR.Bukhari)

(Sekretariat Masjid Kampus UR, Sabtu, 01 Mei 2010 M, 07:38:12WIB)

 



[1] Majalah Tarbawi, Edisi 223 Th.11, Rabiul Awal 1431 H, 11 Maret 2010

[2] M.Lili Nur Aulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar