(Hal-76) Islam banyak sekali meninggalkan pesan yang berisi
membangun semangat dan optimis dalam jiwa. Sebaliknya, Islam juga banyak sekali
menuangkan pesan yang menutup pintu pesimis dan putus asa bagi umatnya. Ayat-ayat
yang menerangkan kebersamaan Allah Swt pada orang yang bersabar, ayat yang melarang sikap sedih, ayat yang
menggambarkan Allah Swt Maha Pemaaf, Maha Luas Ampunan-Nya, dan lain sebagainya
benar-benar menyimpulkan bahwa kita, dilarang bersedih dan tidak boleh (Hal-77) putus asa,
dalam kondisi apapun.
Saudaraku,
Ada satu
hal yang terlihat sangat sederhana dalam proses kita menjalani ibadah, ternyata
membawa pesan-pesan penting untuk tidak putus asa, pantang bersedih, terus
semangat dan optimis menyongsong kebaikan. Salah satu pesan penting itu ada
dalam tetes-tetes air wudhu kita.
Coba
perhatikan lebih detail lagi, satu persatu, aktivitas wudhu yang sering kita
lakukan itu. Dari Abdullah Ash-Shanaji ra, Rasulullah Saw bersabda:”Apabila
seorang hamba berwuduhu, lalu berkumur, maka dikeluarkanlah (dihapuskan) kesalahan-kesalahan
itu dari mulutnya. Apabila ia memasukkan air ke rongga hidung, maka keluarlah
kesalahan-kesalahan itu dari hidungnya. Apabila ia membasuh wajahnya, maka
keluarlah kesalahan-kesalahan yang dibuat wajahnya, sehingga
kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi keluar dari bawah tempat tumbuh
rambutnya, dari kedua matanya. Apabila ia membasuh kedua tangannya, maka
keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kedua tangannya, sehingga
kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dari bawah (celah) kukunya. Apabila ia
mengusap kepalanya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kepalanya,
sehingga kesalahan-kesalahan keluar dari kedua telinganya. Apabila ia membasuh
kakinya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan tersebut dari kedua kakinya,
sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi dari bawah kedua kakinya. Kemudian
perjalanannya ke mesjid dan shalatnya merupakan nilai ibadah tersendiri
baginya” (HR. Imam Malik, An-Nasaai, Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Saudaraku,
Maka,
ketika siraman air wudhu itu menitik dan menetes dari wajah, tangan dan
bagian-bagian tubuh kita, bayangkanalah itu adalah jatuhnya satu-persatu
dosa-dosa yang kita lakukan. Ketika siraman air wudhu itu terbasuh di telapak
tangan, lalu mulut, lalu hidung, lalu muka, lengan, rambut hingga telinga dan
telapak kaki kita, bayangkanlah bahwa air yang menetes dari bagian tubuh kita
itu adalah pertanda seluruh tubuh kita sedang dibersihkan untuk menyongsong
lembar baru dalam hidup ini. Renungkanlah hal-hal seperti ini. Jika kita
berhasil memahami (Hal-78)
dan memahami sabda Rasulullah Saw ini, rasakanlah perbandingan antara perasaan
kita sebelum dan sesudah berwudhu.
Ya...
Bahwa kita kini baru saja memiliki kunci untuk bisa memulai perjumpaan dengan
Allah Rabb semesta alam, dalam shalat.
Saudaraku,
Tahukah
kita, bila ternyata pandangan Rasulullah Saw itu mendapat penjelasan yang lebih
detail dalam ilmu kedokteran? Beberapa waktu lalu, melalui artikel di majalah
Al Ishlah yang mengulas seminar Kemukjizatan Ilmiyah Al Quran, di Kairo,
disebutkan perkataan DR. Ahmad Syauqi, salah seorang anggota ikatan dokter
Inggris sekaligus konsultan penyakit jiwa. Ia mengatakan bila sampai saat ini,
para ilmuwan membenarkan bahwa jatuhnya sinar terhadap air tatkala seseorang berwudhu,
berpengaruh sehingga membangkitkan ion yang hilang dan menyedikitkan ion yang
bisa memberikan efek lemah pada anggota tubuh. Lalu, tetesan-tetesan air yang
memantulkan sinar itu, juga bisa menghilangkan tekanan darah dan rasa sakit
persendian anggota tubuh, meringankan suasana kegundahan dalam jiwa.
Saudaraku,
mari lanjutkan perenungan kita pada firman Allah Swt, dalam surat Al Maidah
ayat 6, yang artinya: “ Wahai orang-orang beriman, apabila kalian
hendakmengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke siku.
Kemudian sapulah kepala kalian dan basuhlah kaki kalian sampai pada kedua mata
kaki.”
Berwudhu
mungkin aktifitas rutin yang sudah sangat biasa kita lakukan. Namun tanpa
mengetahui sandaran nilai dan keutamaan dari Al Quran dan hadist, mungkin wudhu
yang kita lakukan tanpa mengetahui sandaran nilai dan keutamaannya dari Al
Quran dan hadist, mungkin wudhu yang kita lakukan menjadi tak bernilai bagi
jiwa. Tapi akan sangat berbeda suasananya, bila kita mengetahui landasan nilainya
dari Al Quran dan hadist, ditambah penemuan ilmiah yang luarbiasa tentangnya.
Optimisme
yang ditumbuhkan melalui wudhu, akan terus tertanam hingga kita memasuki
kehidupan akhirat. Rasulullah bersabda, “sungguh umatku kelak akan datang pada
hari kiamat dalam keadaan (muka dan kedua tangannya) kemilau bercahaya karena
bekas wudhu. Karenanya barangsiapa dari kalian yang mampu memperbanyak kemilau
cahayanya (dengan memperlebar basuhan wudhunya)” (HR. Bukhari dan Muslim)
Saudaraku,
Biarkanlah
air wudhu itu membasahi bagian-bagian tubuh kita. Biarkanlah tetes-tetes air
wudhu jatuh keatas bumi. Berdoalah semoga kita termasuk orang-orang yang diseru
oleh Allah swt karena kemilau wudhu. “Pada hari kiamat kelak umatku akan
dipanggil al gurr muhajjaluun karena (cahaya) bekas wudhu mereka. Siapa
yang dapat meluaskan wilayah cahayanya, haruslah memperluaskannya.” (HR.Bukhari)
(Sekretariat Masjid Kampus UR, Sabtu, 01 Mei 2010 M,
07:38:12WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar